About

Makna Pentingnya Berpikir Kritis dan Kreatif

Pernahkah Anda dihadapkan oleh pilihan?, apa yang Anda lakukan?, bagaimana cara Anda mengambil keputusan yang tepat?

                                           

                                                                    pixabay.com                                             

Pernahkah Anda sadar mengenai suatu permasalahan yang menuntut Anda untuk berpikir kritis?. Coba perhatikan pernyataan berikut.

Mahasiswa yang memiliki IPK di atas 3,6 atau yang pernah menjabat sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa akan mendapatkan beaiswa prestasi. Indah memiliki IPK 3,9. Dina mendapatkan beasiswa prestasi. Simpulan yang paling tepat adalah

  1. Indah mendapatkan prestasi
  2. Dina pernah menjabat sebagai ketua Badan Eksekutif Mahasiswa.
  3. Indah dan Dina mendapatkan beasiswa prestasi.
  4. Nilai IPK Dina melebihi 3,6.
  5. IPK Indah melebihi 3,6.

Penarikan Kesimpulan (UTBK 2019)

Jika Anda memilih opsi ketiga, maka Anda benar dan "Selamat Anda telah menyelesaikan salah satu tipe soal saringan masuk perguruan tinggi di Indonesia." Apakah pernyataan tersebut membutuhkan pikiran kritis?, tentu saja, iya.

Namun berpikir kritis tak hanya berhenti dengan sekadar menyelesaikan soal sembarang seperti contoh di atas. Literally, setiap kali dalam hidup kita, kita dituntut terhadap sebuah masalah yang secara tidak langsung memaksa kita untuk berpikir kritis. Dalam kasus menghadapi generalisasi, berpikir kritis sangat dibutuhkan, agar dapat menarik kesimpulan yang tepat untuk menghindari permasalahan yang luar biasa. Sebagai contoh,

Sekelompok agama Y melakukan aksi teroris di Azkaban. Sekarang saya bertanya kepada bung sekalian, apakah bisa kita simpulkan penganut agama Y merupakan aktor dari gerakan teroris?, tentu saja tidak. Banyak sekali contoh kasus layaknya kasus di atas, kita seringkali menyimpulkan sesuatu tanpa berpikir secara tepat terlebih dahulu, atau bahkan kita menelan mentah-mentah seluruh klaim kasus yang ada. Berpikir kritis dibutuhkan agar kita tidak mengeneralisasi suatu kasus, yang akhirnya bisa berdampak pertengkaran hingga perpecahan masyarakat.

Mungkin, sebagian dari Anda sudah paham apa makna dari berpikir kritis. "Aku belum, bung :(". Hm, sederhananya begini, bung sekalian, berpikir kritis itu adalah bagaimana kita membaca, menganalisis, mengevaluasi, dan menarik kesimpulan atas pernyataan dari data-data yang ada. Menurut John Dewey, seorang psikolog asal Kanada yang terkenal pada masanya, "Creative thinking is an active persistent and  careful consideration of any belief or supposed form of knowledge in light of the grounds that support it, and the further conclusion to which is ends."

Jadi dapat kita lihat, berpikir kritis itu bukan hanya dipikirin dikit yaudah kelar, baca dikit udah gausah dipikirin lagi, dan bukan hanya berupa Jawaban "Ya, aku setuju atau gak, aku gak setuju". Tapi apa? , kita bisa mengambil keputusan yang tepat lalu menerapkannya dalam hidup kita.

Sebenarnya, berpikir kritis tidak hanya dibahas pada awal abad 20 kala itu. Namun, berpikir kritis ini telah dibahas oleh filsuf-filsuf Yunani kala itu. Mereka menerangkan konsep berpikir kritis dalam Ilmu Filsafat, dikarenakan Filsafat berkaitan erat dengan berpikir kritis, terutama dalam mencari dan memahami segala jawaban atas persoalan yang mendasar.

"Emangnya, seberapa penting sih berpikir kritis itu?"

Berpikir kritis itu ibarat hidupmu, bung. Anda perlu berpikir kritis untuk dapat hidup. Tahu gak kenapa?Seperti saya katakan tadi, berpikir kritis tak hanya melulu dalam menyelesaikan soal tertulis. Berpikir kritis sangat diperlukan dalam hidup, baik dalam dunia kerja, hingga memutuskan perkara kecil. Contohnya, Anda ingin mengadakan sebuah pesta, pastinya bung sekalian harus memutuskan dimana tempat pesta yang bagus, apakah jauh dari kebisingan, apakah adem, apakah... Ah, masih banyak lagi. Belum lagi soal konsumsi yang pas dengan memperhatikan para undangan yang cenderung beragama muslim atau tidak, dan sebagainya. Berikut manfaat yang dapat kita dapat dari berpikir kritis itu sendiri:

  • Mengerti suatu permasalahan dengan baik. Kita dapat memahami problem dalam hidup kita. Dengan begitu, bila datang problem yang sama, kita dapat dengan cepat dan tangkas untuk memecahkannya.
  • Mengerti diri sendiri. Kita seringkali dalam mengambil keputusan terpaut emosional yang berbeda-beda. Keputusan saat sedih tentu berbeda dengan keputusan saat kita senang. Pasti akan timbul berbagai bias sehingga berbagai keputusan kita serasa tidak tepat. Oleh karena itu, dengan berpikir kritis ini, kita tahu, kita sadar bahwa keputusan tersebut kurang masuk akal. "Duh, keputusanku nih pasti salah, baper mulu ni"
  • Mendapatkan keputusan yang terbaik. Kalau ini sudah jelas ya.

 Jadi bung, gimana sih langkah-langkah yang tepat dalam mengambil keputusan itu berdasarkan critical thingking barusan

Setidaknya, menurut saya ada beberapa langkah-langkah yang bisa Anda ikuti atau mungkin menjadi referensi bagi bung sekalian.

  1. Identifikasi. Coba kenali apasih masalah utamanya. Kenapa sih itu terjadi? atau kenapa aku harus memilih itu?. Misalkan "kenapa sih aku harus memilih HP merek A dibandingkan merek B?" atau "kenapa aku malas belajar matematika?"
  2. Observasi. Jadi, Anda harus mencari dan menyerap segala informasi berkenaan dengan permasalahan Anda tadi. Baik itu penyebab bahkan solusinya. Sekarang, informasi begitu luas. Ini bukan persoalan yang susah. 
  3. Analisis. Tentunya, tidak semua informasi hasil observasi tadi benar semua kan?. Coba cari kelemahan dan kelebihan tiap pernyataan.
  4. Evaluasi. Nah, berdasarkan hasil analisis Anda apakah Anda setuju dengan informasi yang satu dan/atau apakah informasi yang lain salah?
  5. Kesimpulan. Tarik kesimpulan dari evaluasi Anda. Beres deh.

Bung, beri tips dong cara ningkatin Critical Thinking.

  1. Jadilah skeptis. Maksudnya skeptis apa, bung?. Kita tanya KBBI aja ya! "Skeptis : Kurang percaya, ragu-ragu (terhadap keberhasilan, ajaran dan sebagainya)". "Maksudnya bung, kita harus ragu-ragu pada tiap ajaran?". Ya, Anda betul sekali, bung. Tidak sepenuhnya pernyataan yang dikeluarkan baik dari teman maupun dari guru kita sendiri, itu sepenuhnya benar bukan?. Mereka juga manusia bukan? . Ayolah, bung, coba cari celah dari sebuah pernyataan dengan begitu Critical Thingking Anda akan semakin tajam. Berikut saya sajikan sedikit kejanggalan yang telah diungkapkan para sejarawan namun masih tertulis rapi di buku sejarah kita Mitos 350 Tahun Penjajahan Belanda.  Berikut contoh lain yang sedang hangat dibicarakan dan banyak pelajar menganggap hal ini benar bahkan sudah membagikannya lewat sosial media mereka.

 

Modifikasi Pribadi

Ya, sudah jelas foto di atas merupakan rata-rata rapor yang harus dimiliki untuk dapat masuk PTN. File di atas sudah banyak bertebaran di berbagai platform media sosial. Hal di atas tidak benar, alias palsu. Mengapa, bung?. Bila diperhatikan, sumber yang tertera tidak jelas keberadaannya, dan bukan serta-merta dikeluarkan oleh pihak terkait lembaga penerima mahasiswa baru, LTMPT. Bahkan, tiap-tiap Universitas maupun institut tidak pernah mengeluarkan informasi mengenai lingkup nilai rapor yang mereka terima. Sangat misterius. Lagi pula, bila kita sering membaca informasi mengenai seleksi non-tertulis di atas, kita dapat mengetahui bahwa begitu banyak faktor masuk PTN lewat SNMPTN (non-tulis) baik itu dari segi akreditasi sekolah, alumni, prestasi dan masih banyak lagi. Jadi, saya mau tekankan pada bung sekalian bahwa kita akka bung yang open-minded (iyelah..) harus skeptis terhadap informasi ya :).

  • Baca buku sebanyak-banyaknya, terutama buku nonfiksi. Buku merupakan Jendela Ilmu, dengan begitu, kita dapat menyerap dan mengetahui fakta-fakta dari buka yang kita baca. Dengan hal ini, kita akan memiliki pengetahuan di suatu atau beberapa bidang. Nah, bila ada pernyataan yang janggal atau tidak benar yang terimpuls ke otak kita, kita akan langsung tahu bahwa hal itu tidak benar. Critical thinking pun dioles dengan tak sadar, dimana kita dapat menentukan sisi positif dan sisi negatif dari berapa pilihan yang ada, berdasarkan fakta-fakta yang ada di kepala kita.
  • Sering berpikir "mengapa?". Banyak hal yang kita tidak kita ketahui di dunia ini bukan?. Coba beri impuls ke kepala Anda, bung."Mengapa ini bisa terjadi, kok bisa ya?", kalimat ini memang simple, namun ini dapat mengubah hidup Anda. Membuat Anda lebih open-minded, alias terbuka terhadap berbagai perspektif dengan tujuan, Anda mendapatkan jawaban yang Anda inginkan.

Jadi bung Apa maksud Anda menyatukan judul "kritis dan kreatif", berhubungankah?

Tentu saja, berpikir kritis dan kreatif saling berhubungan, erat malah. Jadi begini, Anda pernah mendengar akronim "HOTS"?, ya, High Order Thinking Skills. Kita mempunyai tingkatan berpikir dari level rendah (Lower Order Thinking Skills) hingga level yang tinggi (HOTS). "Oke jadi, bung?"

Perhatikan bagan yang super sederhana berikut😅

                                                                           PAINT 

Sudah paham belum?. Kita punya taksanomi dalam berpikir dimulai dari remembering hingga creating. Pada dasarnya berpikir kritis dan kreatif berada dalam kawasan HOTS. dimana berpikir kitis terletak dalam lingkup analyzing dan evaluating. Di sisi lain, berpikir kreatif berada dalam lingkup creating, seperti arti katanya, kreatif berarti mencipta. Nah, kalau bung sekalian disuruh memilih "mau berpikir kritis atau berpikir kreatif?", pasti maunya berpikir kreatif dong ya kan?. Namun, untuk dapat berpikir kreatif, kita harus dapat berpikir dari dasar dulu LOTS (Sejak kanak-kanak sudah terlatih) untuk dapat menuju puncaknya creating. Jadi, kita yang sudah dikaruniai akal budi, jangan malas berpikir. Berpikir membuka jendela hidupmu.

Untuk mengakhiri blog kali ini, saya punya quotes yang saya kutip dari Stephen Richard, penulis self-help genre dari Kanada, yaitu :

                                               "Our thoughts create our world"

King747 Saya seorang pelajar tingkat menegah atas yang sedang menempuh tingkat akhir (12 SMA). Saya menyukai sastra dan sains.

2 Responses to "Makna Pentingnya Berpikir Kritis dan Kreatif"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel