About

Sebuah Kebiasaan Kecil untuk Perubahan Besar

Sebuah habit/kebiasaan merupakan cara kita menggambarkan diri kita di masa yang akan datang oleh apa yang kita lakukan tiap harinya. Dengan kata lain, sebuah habit/kebiasaan tidak akan berujung hingga kita dipanggil-Nya kelak. Namun, kita dapat menetapkan sebuah goal/tujuan yang akan kita raih dengan kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan.

https://pixabay.com/


Seorang yang ingin menjadi seorang insinyur akan membiasakan dirinya untuk belajar ilmu eksakta. Seorang yang ingin menjadi atlet akan membiasakan dirinya untuk berolahraga. Seorang yang ingin menurunkan berat badannya 5 kilogram akan membiasakan dirinya berolahraga dan makan-makanan bergizi. 

Pertanyaannya sekarang, apakah sesudah mereka menggapai goal itu, mereka akan berhenti ?. Tentu tidak. Seorang insinyur dituntut akan lebih keras lebih dalam lagi dalam mengaplikasikan ilmu eksaktanya. Seorang atlet akan berjuang lebih keras lagi untuk menjadi seorang juara. Tentunya, orang yang menurunkan berat badannya akan berusaha mempertahankan bahkan mengurangi berat badannya.

https://pixabay.com/


Oke, Bung. Jika kita perhatikan tentu saja keinginan-keinginan itu dijembatani oleh kebiasaan-kebiasaan yang diperbuat tiap harinya. Seorang calon atlet akan berolahraga tiap hari. Tidak mungkin dia baru sehari berolahraga bisa langsung jadi seorang atlet, bukan?

Ada sebuah persamaan matematika yang tidak lagi asing di mata kita yang dapat menjelaskan sebuah habit atas sedikit perubahan yang kita lakukan.

1,01^365 = 37,78

0,99^365 = 0.02

Sebelumnya, kita pahami kedua persamaan di atas dapat dibandingkan dengan persamaan:

1^365 = 1 (artinya kita melakukan sebuah hal yang netral alias tidak baik ataupun buruk selama 365 hari (setahun) , hasil tetap sama)

Oke, jika kita perhatikan, kedua persamaan di atas menghasilkan suatu angka signifikan, padahal angka yang dipangkatkan cuman beda 0,01 kan? (1 - 0,01 dan 1 + 0,01)

Artinya, apa?. Jika kita berbuat sedikit perubahan baik dalam jangka waktu tertentu (365 hari/1 tahun), kita akan mendapatkan dampak positif yang sangat besar. Memang awalnya, pada hari pertama, hasil itu tidak tampak (1,01^2 = 1,02). Namun, dengan sebuah perulangan tiap harinya (alias dengan sebuah kebiasaan/habit), kita mendapatkan hasil itu, Bung. Berbeda halnya, dengan persamaan kedua, jika kita berbuat yang lebih buruk dan itu menjadi kebiasaan kita selama 1 tahun, kita akan mendapatkan hasil yang buruk pula.

“Oke, Bung.ane paham sekarang. Masalahnya, gimana cara ngehentiin kebiasaan yang buruk?”. Jangan dihentiin, Bung, bakalan berat kamu gak akan kuat wkwk. Akan lebih baik, jika sebuah kebiasaan buruk digantikan dengan kebiasaan yang tidak lebih buruk dari kebiasaan sebelumnya. Lalu, jika dirasa udah pas, baru hentiin.

Nah, ada sebuah studi pada tahun 2008 di Appetite, ditemukan bahwa mereka yang menekan pikiran mereka tentang makan coklat menunjukkan efek rebound perilaku, di mana mereka mengkonsumsi lebih banyak coklat daripada mereka yang tidak. Demikian pula, sebuah studi tahun 2010 yang diterbitkan dalam Psychological Science menemukan bahwa perokok yang mencoba menahan pikiran mereka tentang merokok akhirnya lebih memikirkannya. 

Nah, jadinya yang lebih baik dilakukan ialah mengganti kebiasan buruk tadi menjadi kebiasaan yang setidaknya tidak lebih buruk. Sebagai contoh, jika seseorang kepikiran untuk merokok, dia bisa menggantikan keinginannya tadi dengan mengunyah permen karet.

https://pixabay.com/


Oke diariers, sekarang saya akan membagikan cara bagaimana kita dapat membangun kebiasaan/habit yang baik. Cara/step ini saya dapatkan dari sebuah rangkuman buku yang berjudul “Atomatic Habit” oleh James Clear. Berikut adalah langkah-langkahnya. (Di sini saya akan berikan sedikit gambaran mengenai How to built a good habit untuk persiapan UTBK. Disclaimer: Ini tidak mutlak saya lakukan, diambil juga dari referensi orang lain).

1. Cue (sinyal). Cue merupakan rangsangan atau pemicu bagi otak agar kita bertindak. Sebagai contoh, kamu ingin belajar UTBK tiap harinya. Nah, untuk itu coba hadirkan segala sesuatu yang merangsang kamu untuk belajar UTBK dan jauhkan segala rangsangan yang menjauhkan kamu untuk belajar. Diariers dapat meletakkan buku persiapan UTBK (misalnya) di meja belajar (jangan dikemana-kemanain, letakkan aja di situ terus) . Nah, kalo udah kayak gini kan muncul trigger untuk kita belajar. Nanti, kita gak akan lupa buat belajarnya. Nah, kalau udh keseringan gak akan lupa lagi.

2. Craving (Idam). Craving merupakan sebuah keinginan besar untuk melakukan sesuatu. Di sini coba kamu lihat ke dalam diri kamu. Apa sih keinginan di dalam diri kamu yang mendorong kamu untuk melakukan itu. Nah, di awal tadi kita bicarain belajar UTBK, kamu udah punya sinyal kan?.Nah, sinyal akan tetap menjadi sinyal semata tanpa a powerful desire di dalamnya. Cari mengapa kamu harus belajar UTBK?. Memang terdengar awalnya terdengar klise, namun ini bisa menghadirkan jembatan besar di dalam pikiran kita untuk segera melewatinya.

3. Response (tanggapan). Sudah jelas bukan, Bung?. Ya sekarang your effort gimana?. Tanggapan kamu sebenarnya bergantung pada craving tadi. Craving berbandng lurus dengan response. Dengan kata lain, semakin besar craving kamu semakin besar juga response kamu. Selain itu, tentu saja tanggapan kita bergantung pada kemampuan kita. Tentu kemampuan orang beda-beda. Jika kita kaitkan dengan persoalan tadi, ada orang yang bisa belajar hanya 2 jam tiap harinya, ada yang 4 jam, atau ada yang bahkan 8 jam tiap harinya. Oleh Karena itu, kenali dirimu. Don’t too push yourself. Makanya dicicil yak.

4. Reward (penghargaan). Setelah kamu belajar UTBK, kamu boleh berikan reward bagi dirimu sendiri. Alangkah baiknya reward itu sendiri merupakan tindakan yang bermanfaat bagi dirimu juga, seperti dengerin musik, nonton Youtube, dan sebagainya.

Nah ingat nih, sebuah habit dapat dibangun setidaknya setelah 21 hari kita melakukan kegiatan itu secara berulang-ulang tiap harinya. Dengan konteks belajar UTBK tadi, setidaknya untuk dapat terbiasa untuk belajar UTBK tadi, kamu memerlukan setidaknya 21 hari sebelum UTBK dilaksankan. Saya jadi teringat dengan persiapan Kak Miracle , udah pada tahu siapa dia kan?. Nah, kakak sana belajar 3 minggu (21 hari) sebelum SBMPTN. Nah, pas-pas kali kan waktunya wkwwk.

Sebagai catatan, habit merupakan life style dan tidak akan pernah putus. Memang, kelak kita tidak kan belajar UTBK, namun di sana kita akan belajar untuk belajar persiapan yang lainnya kelak (who knows?)

Oke, jangan lupa fokuslah pada proses atau habit itu sendiri, bermimpi boleh, jangan lupa berusaha. Berfokus Pada Proses. Banyak orang punya mimpi yang sama, tapi dengan usaha yang berbeda. Seperti kata salah satu guru besar kita,

Follow Excellence, success will chase you, pants down

-Guru Rancho.

Oke diariers, sampai di sini meeting kita (eh).

Sampai jumpa kembali, Bung!


King747 Saya seorang pelajar tingkat menegah atas yang sedang menempuh tingkat akhir (12 SMA). Saya menyukai sastra dan sains.

0 Response to "Sebuah Kebiasaan Kecil untuk Perubahan Besar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel