About

Mengenali Growth Mindset, Believing in The Power of Improvement

“Ah, kamu-kan jago, aku mah gak kan bisa”, “kamu emang dasarnya dah pinter di sini, mah”, “Aku kan gak punya kayak kamu, aku gak bisalah”

Pernah gak mengumpat seperti itu, Bung?. Perkataan-perkataan seperti itu termasuk dalam fixed mindset,loh. Pemikiran seperti ini, nih, yang harus kita ubah. Jika tidak, kita akan hanyut dalam lembah kekelaman , xixi. Coba deh bandingkan dengan perkataan seperti ini, “Kamu jago ya, ajarin dong aku nanti caranya”, “Kok bisa gitu, ada tipsnya gak ya?”, “Aku belum bisa nih, nanti ajarin ya”. Nah, menurut Diariers mana nih yang lebih enak didenger dan dibaca?. Yang pertama atau yang kedua?. Pasti yang kedua dong, kan?. Nah, pemikiran dan perkataan seperti ini disebut dengan growth mindset.

https://pixabay.com/


"Sebenarnya growth mindset itu apa, Bung?." Kalau kita telaah, nih, growh mindset itu sendiri terdiri atas dua kata,kan?. growth yang artinya tumbuh dan mindset yang artinya pola berpikir. “Oh, jadi growth mindset adalah pola pikir untuk tumbuh ya, Bung?”. “Hm, bolehlah”.

Seorang Prefessor di bidang psikologi dari Standford University mengatakan bahwa “Their belief that abilities can be developed called growth mindset”. Oleh karena itu, boleh dikatakan bahwa growth mindset itu adalah kepercayaan kita bahwa bakat dan kemampuan dapat dikembangkan. Dengan demikian, bila kita pandang dari sisi pemikiran growth mindset ini, kita seharusnya tidak akan melihat hasil semata sebagai suatu kebanggan besar bahkan memujinya hingga berlarut-larut di dalamnya. Namun, kita akan lebih menghargai pentingnya proses, pentingnya kita tumbuh dalam proses tersebut.

Kamu dapat menonton video beliau di sini 

Ada suatu game yang mengenalkanku dengan growth mindset secara tidak langsung. Lain tak bukan, ialah, Clash of Clans. Siapa yang tidak mengenal  salah satu game yang melegenda  ini sih? hehhe.

https://pixabay.com/


Di dalam game ini, kita diajak untuk membangun sumber daya serta pertahanan kita dari musuh. Secara tidak sadar, semakin desa kita bertumbuh, semakin banyak pula sumber daya yang kita dapatkan. Hal ini yang membuat kita senang untuk mengembangkan pedesaan kita tersebut. Ada sesuatu kemajuan yang diwujudkan dalam reward tersendiri. Praising process makes better and better. TH demi TH?. (Bukan sesuatu yang instan) XD

Oke, bila kita sadari banyak orang-orang  yang dianggap sukses pada umumnya menggunakan mindset ini, growth mindset. Banyak dari mereka bahkan sudah memberitahukan kiat-kiatnya kepada publik. “Emang seberapa penting?”. Jika kamu perhatikan sejak awal, sudah jelas mindset seperti ini sangat penting. Bila kita sadari, segala yang kita lakukan merupakan respons otak kita akan stimulus, bukan?. Pola pikir inilah yang menjadi akar utama kita dalam bertindak. Dialah yang menanggapi. Kita bertindak atas pola pikir kita sendiri. Tentu saja, jika pola pikir kita salah, kemungkinan besar tindakan yang kita ambil juga demikian.

HOW TO BUILD GROWTH MINDSET

  1. Praising more proccess, not  a result, intelligence, etc. Sadari bahwa kecerdasan dapat ditingkatkan. Hard work can beat talent, right?, jika talent itu sendiri tidak pernah diasah. Dengan kita menikmati proses, kita akan lebih menghargai diri kita sebagai manusia. Kita tidak akan menyalahkan diri kita dengan berkata “Aku kok bodoh banget si”. Tentunya perkataan seperti ini akan menyakiti dirimu sendiri. Bang Sabda, salah satu co-founder Zenius Education, pernah berkata di salah satu video zenius, “Gue punya anak nih, IQ-nya 70, bisa masuk ITB”.(Koreksi jika salah yah, Bund). Nah, jadi jangan bersedih-sedih duluan, buktinya kerja keras dapat membawa kamu pada tujuan, kok.
  2. Jangan terlalu bandingkan dirimu dengan orang lain, bandingkan dengan dirimu kemarin. Jika kita membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain, kita tidak akan pernah puas, egoism akan muncul. Sebaliknya, malah kita menyalahkan diri kita sendiri.  “Lah, emangnya kenapa, kan sama-sama makan nasi, toh”. “Iya, tapi lauknya beda, dia makan salmon, kamunya makan ikan asin”. Masing-masing dari kita punya waktu serta timingnya sendiri-sendiri. Sadarilah hal itu. Mark Zuckerberg memang mendirikan Facebook di umurnya yang masih muda. Namun, pernahkah kamu bertanya siapa pendiri KFC?. Sekarang pertanyaannya adalah sudah bertumbuhkah kita hari ini?
  3. Sadari tidak ada yang sempurna, bersyukur. “Syukuri apa yang ada, hidup adalah …”kan jadi nyanyi.
  4. Semua dapat dibangun dengan usaha, maka hargailah usahamu. Ingat, W = FS
  5. Terbuka dengan kritik dan saran. Kita dapat belajar banyak dari kritik orang lain. Mungkin orang lain memiliki pandangan yang berbeda dari kita, sesuatu yang dapat menjadi perbaikan kelak. Ini akan menumbuhkan growth mindset.

Saya akan menutup blog kali ini dengan sebuah quotes, lain tak bukan  tenenengtengg...

It doesn't matter how slowly you go, as long as you don't stop" - Confucius

Sampai jumpa kembali, Bung! 




King747 Saya seorang pelajar tingkat menegah atas yang sedang menempuh tingkat akhir (12 SMA). Saya menyukai sastra dan sains.

0 Response to " Mengenali Growth Mindset, Believing in The Power of Improvement"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel