About

Makna Menunda dan Alasan Mengapa Kita Sering Menunda Pekerjaan

 Hai Diariers? Apa kabar, Bung?

Kali ini saya mau berbicara mengenai teman kita satu ini, “menunda”. Tak terkecuali saya, saya juga tak jarang pastinya menunda wkwk. Tapi, saya akan berusaha memberikan sebuah proses spesial kepada bung sekalian. Baca ampek abis yaaaak

pixabay.com


Hanya karangan semata

“Pada pagi yang cerah, seorang ibu memberikan sejumput benih jagung kepada 2 orang anaknya, Bambang dan Bumbung. Si ibu memberikan waktu sebulan bagi mereka agar mereka siap memberikan hasil panen jagungnya kepada sang ibu. Si ibu akan memberikan masing-masing 20 USD kepada mereka jika mereka selesai mengerjakannya dalam sebulan. Si  Bambang hari itu juga langsung menabur sedikit demi sedikit benih dengan baik secara teratur hingga esok harinya. Di sisi lain, si Bumbung nyantui dong, rehat sejenak dulu sembari ngehalu jadi pacarnya Hermione (hahah). “ngapai sih?, kan masi lama, esok-esok aja deh”, kata si Bumbung”. 1-2 minggu kemudian jagungnya si Bambang sudah bertunas dan tumbuh dengan baik, melihat hal itu si Bumbung terkejut dan langsung buru-buru menabur benih miliknya dengan tidak hati-hati. Menunggu hasil, si Bambang melakukan hal-hal yang produktif, ia mengerjakan apa aja yang bisa dikerjakan. Di lain hal, si Bumbung… sudah tahu kali ya, Bung? . 2 Hari sebelum deadline nih, si Bambang langsung bergegas menuai hasil jagungnya dengan baik lalu dimasukkan jagung tersebut ke dalam karung secara perlahan-lahan, sedangkan si Bumbung pas H-1 baru menuai miliknya, dengan segala tenaga ia berikan pas H-1 nya, alhasil Ia sangat capek hingga larut malam seperti menunggu kabar doi dong ya. Keesokan harinya, pada hari yang ditentukan, kedua anak lelaki itu memberikan hasil mereka kepada ibunya. Hasilnya, jagung milik si Bambang jauh lebih besar dibandingkan milik si Bumbung, bagaikan singa dengan kucing. Tanpa disangka-sangka, ibunya mengembalikan hasilnya kepada mereka ditambah masing-masing 20 USD seperti janji ibunya. “Coba ambil jagungnya, Nak lalu patahkan”, kata ibu mereka. Setelah menuruti kata ibu mereka, Bambang dan Bumbung melihat emas berjatuhan dari jagung itu. Alhasil, si Bambang langsung menjadi seorang sultan.”

Nah, itu adalah sedikit karangan yang kiranya dapat membuka mata batin eh maksudnya  pikiran Diariers sekalian. Si Bumbung adalah orang yang suka menunda. Memang ia dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu, namun dengan hasil yang tidak semaksimal Bambang yang sekarang sudah jadi sultan. Coba bayangkan, Bung, pahami lebih dalam.

Kita sering menunda layaknya si Bumbung dalam cerita di atas dan tentunya dengan alasan yang berbeda-beda pula. Disini, saya mencoba mengulik apa saja penyebab mengapa seseorang suka menunda.

  • Tenggat lama. Banyak dari kita memiliki prinsip seperti si Bumbung berpikir seperti “ah, lama lagi kok, masi sebulan waktunya”. Hapuskan prinsip seperti itu dari pikiran anda sekarang. Awalnya, memang masih terlihat ringan karena tugas yang masing sedikit, namun coba bayangkan bila tugas akan diberikan esok-esoknya di tenggat yang sama dengan tugas pertama.Di sisi lain, anda masih belum menyentuh tugas sebelumnya. Menumpuk!. Emang apa yang terjadi, Bung?. Yang terjadi ialah anda akan buru-buru menyelesaikannya, menyelesaikan dengan segala cara agar tepat diselesaikan pada waktunya. Alhasil, anda mengerjakan seperlunya, tidak lengkap, bahkan asal-asalan. Dan lebih parahnya lagi, anda meng-copas hasil pekerjaan teman anda. Selamat!, anda berhasil menyelesaikannya tepat waktu. Tapi, anda kehilangan sesuatu nilai berharga dari tugas itu. Hanya omong kosong.

Saya akan memberikan hasil simpulan saya mengenai video ini, Inside the mind of a master procrastinator | Tim Urban. Segala pekerjaan kita dapat diibaratkan seperti luas batang diagram yang berlimit atas waktu. Bingung?. Coba lihat diagram di bawah. 


Hasil dari Paint
Private Doc


Diagram pertama adalah diagram penunda. Perhatikan, tugas awalnya diberikan pada hari-1 task assigned . Namun, si penunda tentu menunggu tugas tersebut, begitu seterusnya sampai hari deadline tiba. Boomm!.Lihat nilai limit diagram. Jika kita misalkan limitnya mendekati 10, artinya bahwa diagram tidak boleh melebihi angka sepuluh. Jika melewati, apa yang terjadi, Bung?. Ambyar, Bung!. Nah, bagaimana membagi luas diagram agar tidak terlalu memuncak?. Perhatikan diagram kedua, kita membagi-bagi luas daerah merata secara horizontal, itu berarti kita mengerjakan tugas perlahan-lahan dengan membaginya perhari. Alhasil, diagram, dalam hal ini tugas, tidak melebihi batas (limit) dan dapat dikerjakan hingga hari task deadline dengan baik. 


  • Tugas susah, takut gagal. Pernah gak sih, bung sekalian merasa jika tugas yang diberikan terlalu ribet atau susah sehingga kita cenderung menunda tugas tersebut. Kita beranggapan jika mengerjakan tugas tersebut, kita akan salah atau bahkan gagal dalam mengerjakannya. “Aduh ribet amat, banyak banget, apa ini? tabel persamaannya aset,utang? pasti panjang banget, au ah.”. Kita tidak akan memulainya karena takut gagal. Alhasil pada hari deadline pengumpulan tugas?...(isi sendiri)
  • Kesenangan sementara. Belum lagi menyentuh tugas, sudah buka Twitter, Intagram, Facebook, dll. Kita seakan-akan larut dalam kesenangan temporal alias kesenagan sementara. Padahal, jika kita mengerjakan tugas hingga selesai, ada kesenagan lain yang jauh bermakna nantinya.

Baik, di sini saya akan memberikan sedikit tips yang dapat Diariers terapkan agar tidak menyukai teman kita ini,yaitu menunda. Berikut tipsnya.

  • Buat purpose. Sudah bosan mendengarnya? Ya, Sekuat itulah kekuatan tujuan ini. Bila kita mempunyai tujuan berarti kita memiliki arah yang jelas dan alasan yang jelas. Alhasil, motivasi intrinsi akan muncul, ini membuat kita gak mageran lagi. Cek:Motivasi Membuatmu Hidup. Jika kita tidak membuat tujuan, kita terasa hilang arah, ibarat sebuah perjalanan yang tidak tahu mau ke mana akan berkunjung.
  • Pecah tugas menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Misalkan hari ini anda diberikan tugas dan deadline-nya sebulan ke depan. Anda dapat membagi tugas tersebut menjadi beberapa bagian yang dapat dikerjakan dalam beberapa hari ke depan.
  • Buat urgent sendiri. Jika waktu yang diberikan 2 minggu. Siapakan sebelum seminggu.
  • Ayo gagal. Jangan takut memulai. Sebuah berawal dari kata "memulai" bukan? 


Untuk mengakhiri blog kali ini, saya mengutip suatu kalimat mutiara yang mungkin sudah sangat sering didengar oleh Diariers sekalian. Bunyinya begini: "Kerjakan sekarang seringkali, nanti berakhir, menjadi tidak pernah." - Anonim

Salam Diariers...

Sampai jumpa kembali!


King747 Saya seorang pelajar tingkat menegah atas yang sedang menempuh tingkat akhir (12 SMA). Saya menyukai sastra dan sains.

0 Response to "Makna Menunda dan Alasan Mengapa Kita Sering Menunda Pekerjaan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel